Rabu, 15 Januari 2014

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PATOGEN



PENDAHULUAN   
           
Tinjauan Pustaka
Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk batang. Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi. Morfologi Salmonella typhosa. Kuman berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai flagel feritrik (fimbrae), pada pewarnaan gram bersifat gram negatif, ukuran 2-4 mikrometer x 0.5 - 0.8 mikrometer dan bergerak, pada biakan agar darah, koloninya besar bergaris tengah 2 sampai 3 millimeter, bulat, agak cembung, jernih, licin dan tidak menyebabkan hemolisis (Gupte, 1990). Tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob, pada suhu 15 - 41oC (suhu pertumbuhan optimum 37 oC) dan pH pertumbuhan 6 - 8. Pada umumnya isolat kuman Salmonella dikenal dengan sifat-sifat, gerak positif, reaksi fermentasi terhadap manitol dan sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol, laktosa, Voges Praskauer dan KCN. Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan H2S. Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada fermentase glukosa. Pada agar SS, Endo, EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk bulat, kecil dan tidak berwana, pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat logam akibat pembentukan H2S. Kuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C selama 15 sampai 20 menit, juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi, pendidihan dan klorinasi serta pada keadaan kering. Dapat bertahan hidup pada es, salju dan air selama 4 minggu sampai berbulan-bulan. Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang mengandung garam metil, tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium tetrationat dan natrium deoksikolat. Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk isolasi Salmonella dari tinja (Gupte, 1990).
Salmonellosis disebabkan oleh infeksi dengan bakteri yang dikenal sebagai Salmonella. Orang yang terinfeksi Salmonella sering mengalami sakit kepala, demam, kekejangan perut, diare, mual dan muntah. Gejala sering mulai timbul 6-72 jam setelah infeksi. Gejala biasanya berlanjut selama 4-7 hari, adakalanya jauh lebih lama. Salmonella ditularkan kepada manusia terutama sewaktu makan makanan yang tidak cukup matang dari binatang yang terinfeksi (yaitu daging, ayam, telur dan produknya). Penularan melalui ‘pencemaran silang’ terjadi apabila Salmonella mencemari makanan yang siap dimakan: misalnya, apabila makanan yang tidak akan dimasak lagi dipotong dengan pisau tercemar atau melalui tangan pengendali makanan yang terinfeksi. Salmonella dapat menular dari orang ke orang melalui tangan orang yang terinfeksi. Penyakit ini juga dapat ditularkan dari binatang kepada manusia.
Staphylococcus aureus merupakan bakteri penyebab utama mastitis pada sapi dankejadian mastitis sering diasosiasikan dengan infeksi Staphylococcus aureus (Swart et al.,1984; Shah et al., 1985). Watts et al. (1986) melaporkan bahwa S. aureus merupakan patogen utama yang sering menyebabkan mastitis subklinis dan kronis
Patogenisitas dan virulensi Staphylococcus sp. ditentukan oleh substansi substansi yang diproduksi oleh organisme ini antara lain adalah enzim ekstraseluler yang dikenal dengan eksoprotein. Staphylococcus aureus memproduksi eksoprotein yang dibagi menjadi 2 kelompok utama yaitu, kelompok enzim antara lain koagulase, lipase, hialuronidase, stafilokinase (fibrinolisin) dan nuklease serta kelompok eksotoksin misalnya leukosidin, eksfoliatif toksin, enterotoksin dan toxic schock syndrome toxin-1 (TSST-1). Hemolisin merupakan eksoprotein yang mempunyai aktivitas baik enzimatis maupun toksin sehingga tidak termasuk dalam klasifikasi ini (Williams et al., 2000). Sitolitik toksin yang dihasilkan oleh S. aureus adalah α, β, δ, dan γ-hemolisin (Joklik et al., 1992; Brückler et al., 1994). Eksoprotein enzimatis ini kemungkinan mempunyai fungsi utama dalam menyokong nutrisi untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan eksotoksin berperan dalam menimbulkan berbagai penyakit (Williams et al., 2000). Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen utama pada manusia yang menyebabkan berbagai penyakit secara luas yang berhubungan dengan toxic schock syndrome sebagai akibat dari keracunan pangan. Disamping itu S. aureus bertanggung jawab atas 80% penyakit supuratif, dengan permukaan kulit sebagai habitat alaminya. Manifestasi klinis Staphylococcus aureus pada manusia antara lain adalah impetigo, scalded skin syndrome, pneumonia, osteomielitis, pioartrosis, endokarditis, metastasis staphylococcal, keracunan makanan, toxic schock syndrome (TSS), meningitis dan sepsis (Joklik et al., 1992; Emmerson, 1994; Ena et al., 1994).

Tujuan
            Tujuan dari praktikum satu adalah meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap postulat Koch, melakukan pewarnaan gram, melatih mahasiswa menggunakan hewan percoban serta melatih dan meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam melakukan isolasi dan identifikasi agen penyebab penyakit. Pada praktikum kedua tujuannya adalah melatih mahasiswa melakukan nekropsi bahan asal hewan yang terinfeksi oleh Pasteurella multocida dan Salmonella Thypimurium dengan melihat perubahan patologi anatominya dan melatih mahasiswa untuk melakaukan isolasi dan identifikasi penyebab penyakit. Untuk praktikum ketiga adalah melatih mahasiswa melakukan identifikasi agen penyebab penyakit, , melakukan uji biokimiawi, dan melakukan evaluasi hasil uji biokimiawi.

Alat dan Bahan
            Bahan-bahan yang digunakan antara lain biakan bakteri, alkohol 70%, perangkat pewarnaan gram (aquades, kristal violet ,lugol, acetone alcohol, safranin), NaCl fisiologis, ayam terinfeksi bakteri Pasteurella multocida dan Salmonella Thyphimurium, Media agar darah dan Agar Mac Concey, media untuk uji biokimiawi (TSIA, Indol, Urea Agar, Sitrat Agar, MR-VP, gula-gula)
            Alat-alat yang biasa digunakan dalam praktikum adalah, Tabung reaksi, rak tabung reaksi, Gelas Objek, Ose, Ose Neddle, Mikroskop serta peralatan nekropsi.




Metode
            Pada praktikum pertama, dilakukan pemeriksaan secara mikroskopis dengan pewarnaan gram pada biakan Salmonella dan Pasteurella. Kemudian dibuat suspensi bakteri dengan NaCl fisiologis. Percobaan kedua, melakukan nekropsi pada hewan yang disediakan kemudian dilakukan pemeriksaan patologi anatomi khususnya pada bagian saluran pernapasan meliputi trakhea, kantong hawa dan paru-paru serta organ lainnya, kemudian dilakukan preparat sentuh dari organ yang dicurigai. Selanjutnya pembiakan dilakukan dengan menggunakan media agar darah dan agar Mac Concey. Praktikum  ketiga yaitu melakukan pengamatan dari hasil isolasi bakteri kemudian dari isolasi bakteri tersebut dilakukan uji-uji biokimia kemudian dilakukan evaluasi hasil biokimia.
            Percobaan keempat yaitu melakukan pewarnaan gram pada sediaan susu yang diindikasi terkena mastitis. Setelah itu dilakukan pembiakkan pada media agar darah, lalu diamati jenis hemolisa yang terjadi akibat biakkan bakteri.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Persiapan biakkan bakteri untuk Pasteurellosis dan Salmonellosis
Pasteurella multocida
Salmonella thyphimurium




Kode biakkan      :
Kode biakkan      :
Bentuk sel           :  batang
Bentuk sel           :  batang
Susunan sel         :  batang
Susunan sel         :  streptobacillus
Warna                 :  merah
Warna                 :  merah
Sifat gram           :  negatif
Sifat gram           :  negatif




Pasteurellosis
Perubahan Patologi Anatomi
Kantung Hawa
Tidak ada perubahan yang terlihat
Trakhea
Tidak ada perubahan yang terlihat
Bronkhus
Terjadi penyemmpitan pada percabangan trakhea-bronkhus
Paru-paru
Hemmoraghi
Organ Lain
Limpa pucat, terdapat cairan empedu yang merembes
Hati pucat
Di daerah sternum berwarna lebih pucat

Pemeriksaan Mikroskopis Salmonella
Hati




Pewarnaan           : Methylen blue
Pembesaran         : 100x
Bentuk                  : batang bipolar
Susunan                : soliter

Pewarnaan           : gram (negatif)
Pembesaran         : 100x
Bentuk                  : batang bipolar
Susunan                : soliter
Cairan empedu




Pewarnaan           : Methylen blue
Pembesaran         : 100x
Bentuk                  : batang bipolar
Susunan                : soliter
Pewarnaan           : gram (negatif)
Pembesaran         : 100x
Bentuk                  : batang bipolar
Susunan                : soliter



Pemeriksaan Mikroskopis Pasteurella
Hati




Pewarnaan           : Metilen blue
Pembesaran         : 100x
Bentuk                  : batang
Susunan                : soliter
Pewarnaan           : gram negatif
Pembesaran         : 100x
Bentuk                  : batang
Susunan                : soliter
Paru




Pewarnaan           : Metilen blue
Pembesaran         : 100x
Bentuk                  : batang
Susunan                : soliter




Pewarnaan           : gram negatif
Pembesaran         : 100x
Bentuk                  : batang
Susunan                : soliter
Jantung




Pewarnaan           : Metilen blue
Pembesaran         : 100x
Bentuk                  : batang
Susunan                : soliter
Pewarnaan           : gram negatif
Pembesaran         : 100x
Bentuk                  : batang
Susunan                : soliter



No.

Isolat
Pasteurella sp
Salmonella sp
1.
Pewarnaan Gram
negatif
Negative
2.
2.1
Uji Biokimia
TSIA
- Slant
- Butt
- Gas
- H2S


A
A
-
-


A
K
+
+
2.2
Indole
- Motilitas
- Pembentukkan Indole

Motil
Cincin pink

Non motil
cincin pink
2.3
Ures Agar
(-)
(-)
2.4
Citrate Agar
(-)
(+)
2.5
Guma-Gula :
- Sukrosa
- Glukosa
- Maltosa
- Laktosa
- Manitol
Fermentasi         Gas
+                       -
+                       -
+                       -
+                       -
+                       -   
Fermentasi         Gas
-                         -
+                        +
+                        +
-                         -
+                        +

Pembahasan
Dalam Postulat Koch dijelaskan bahwa mikroorganisme dikatakan sebagai penyebab penyakit bila memenuhi kriteria yaitu mikroorganisme penyebab penyakit selalu berasosiasi dengan gejala penyakit yang bersangkutan,  mikroorganisme penyebab penyakit harus dapat diisolasi pada media buatan secar murni, mikroorganisme penyebab penyakit hasil isolasi harus dapat menimbulkan gejala yang sama dengan gejala penyakitnya, apabila diinokulasikan, dan mikroorganisme penyebab penyakit harus dapat direisolasi dari gejala yang timbul  hasil lnokulasi Pada praktikum identifikasi secara mikroskopis terhadap bakteri Salmonella dan Pasteurella dengan pewarnaan gram didapatkan bahwa kedua bakteri tersebut bersifat gram negatif. Hal tersebut dikarenakan kompleks zat warna kristal violet-yodium larut ketika pemberian larutan pemucat dan kemudian mengambil zat warna kedua yang berwarna merah.
Pada ayam yang diinfeksi Pasteurella dan Salmonella menunjukkan perubahan patologi anatomi pada traktus respiratori seperti terjadi hemmoraghi, penyemmpitan bronchus, dan organ seperti hati mengalami kepucatan. Dari organ-organ tersebut dibuat preparat sentuh yang menunjukkan adanya koloni dan bentuk bakteri seperti pada praktikum pertama. Pada praktikum ketiga dilakukan uji biokima untuk mengidentifikasi jenis bakteri seperti uji TSIA, Indole, Urea, Citrate, dan Gula-gula.
Uji TSIA pada P. mulcotida diperoleh hasil A/A/-/-. Hal ini menunjukkan bakteri dapat memfermentasikan laktosa dan glukosa. Konsentrasi laktosa pada media ini 10 kali kosentrasi glukosa. Jika laktosa dapat digunakan sebagai substrat dalam reaksi fermentasi, maka kosentrasinya yang tinggi menyebabkan reaksi fermentasi ini dapat terus berlanjut dan terbentuk asam yang sangat banyak. Pada Uji TSIA terdapat pembentukkan gas (H2 dan CO2) sebagai hasil fermentasi dan tidak terjadi pembentukkan H2S.  Pada S. thypimurium diperoleh hasil A/K/+/+. Sehingga bakteri tersebut dapat memfermentasikan glukosa, terjadi pembentukkan H2S dan gas.
Motilitas adalah salah satu dari ciri mahluk hidup, begitu pula dengan mikroorganisme, namun alat geraknya masih sederhana berupa flagella atau cilia. Bakteri melakukan motilitas dengan menggunakan energi yang diperoleh dari ATP yang diuraikan oleh koenzim ATP-ase membentuk fosfo anorganik. Beberapa protein kaya akan asam amino yang mengandung gugus sulfur seperti sistein. Jika protein ini dihidrolisis oleh bakteri, asam amino akan dilepaskan. Sistein dengan adanya sistein desulfurase, ahan melepaskan atom sulfur yang dengan adanya hidrogen dari air akanme mbentuk gas hydrogen sulfide. gas ini juga dapat diproduksi dengan reduksi senyawa anorganik yang mengandung sulfur seperti tiosulfat, sulfat atau sulfit. Pada percobaan ini, sebagai petunjuk adanya aktivitas motilitas ini dapat diamati daerah bekas tusukan dari medium yang telah diinokulasikan oleh biakan dan diinkubasikan. Medium ini ditambahkan senyawa anorganik yang mengandung sulfur, yaitu natrium tiosulfat. Natrium tiosulfat ini akan bereaksi dengan ion hidrogen dari air, dan dengan adanya enzim tiosulfat reduktase, maka akan dihasilkan ion sulfit dan gas H2S. Gas ini akan bereaksi dengan feri ammonium sulfat yang ditambahkan (sebagai indicator untuk H2S) ke dalam media sehingga terbentuk FeS yang berwarna hitam. Pembentukan FeS inilah yang diamati sebagai penunjuk adanya aktivitas motil dari bakteri uji pada tabung yang berisi medium motility setelah diinkubasikanPada Uji Indol Pasteurella didapatkan hasil motil dan tidak membentuk Indol. Mikroorganisme menggunakan asam amino sebagai pemuka protein, komponen sel dan kadang kala sebagai sumber energi. Asam amino ini dimodifikasikan dengan berbagai cara sewaktu metabolisme. Dalam percobaan diperlihatkan berbagai cara mikroorganisme memodifikasikan asam amino. Dimana modifikasi asam amino dapat digunakan untuk pengidentifikasian untuk suatu jenis bakteri. Asam amino triptofan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga asam amino ini dengan mudahdapat digunakan oleh mikroorganisme. Dimana asam amino triptofan apabila dihidrolisis oleh enzim triptofamase akan menghasilkan indol dan asam pemuat. Untuk uji ini, digunakan medium cair yang kaya akan triptofan yaitu dalam bentuk tripton 1% sebagai sumber karbon. Indol yang terbentuk akan berwarna merah dengan penambahan reagen Kovach atau Erlich yang mengandung p-dimetilbenzaldehid. Dikatakan positif apabila senyawa ini menghasilkan senyawa para amino benzaldehid yang tidak larut dalam air dan membentuk warna merah pada permukaan medium. Mekanisme terjadinya reaksi dapat digambarkan sebagai berikut
Reagen Kovac
HCl+ Amil alcohol Indole + p-dimetilamino benzldehid Rosindole dye (berwarna merah ceri)
Pada Uji Urea didaptkan hasil negative untuk bakteri Salmonella dan Pasteurella. Uji Urea digunakan untuk mengidentifikasi bakteri penghasil urease yang dapat menghidrolisa urea. Media yang digunakan mengandung urea dan indikator merah fenol. Bila urea dihidrolisiskan, NH4+ terakumulasi dalam media biakkan dan menyebabkan pH media menjadi basa. Perubahan warna dari merah-jingga menjadi merah ungu merupakan petunjuk terjadinya hidrolisis urea.
Pada Uji Sitrat didaptakan hasil negative untuk kedua jenis bakteri. Uji Sitrat digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Medium yang digunakan adalah agar miring berwarna kehijauan yang mengandung sitrat, NH4+ sebagai sumber nitrogen dan brom thymol blue sebagai indikator pH. Jika bakteri mampu menggunakan sitrat , maka asam akan dihilangkan dan dari medium biakkan, sehingga pH meningkat dan mengubah warna hijau menjadi warna biru. Perubahan warna ini menunjukkan bakteri mampu menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sunber karbon.
Pada Uji Fermentasi bakteri Pasteurella menunjukkan hasil yang positif, sedangkan untuk bakteri Salmonella hanya pada sukrosa dan laktosa yang menunjukkan hasil yang negatif. Pada hasil yang positif menunjukkan adanya pembentukkan gelembung gas sebagai hasil akhir fermentasi yang terjadi. Uji fermentasi karbohidrat/Uji Gula-Gula  digunakan untuk mengetahui jenis-jenis karbohidrat yang difermentasikan oleh bakteri. Media yang digunakan dalam pada uji ini berisi pepton, karbohidrat, dan merah fenol. Jenis-jenis karbohidrat yang sering dipakai adalah glukosa, laktosa, sukrosa, maltose, dan manitol. Hasil proses fermentasi berupa asam akan menurunkan pH media dan mengubah warna indikator merah fenol menjadi kuning.
Isolat
Isolat 1
Isolat 2
Pewarnaan Gram





Kokus Gram  (+)
Kokus Gram (-)
Uji Katalase
+
-
Uji Koagulasi
+
-

Pada praktikum mengenai biakkan bakteri dari susu dilakukan pewarnaan gram dan menghasilkan warna ungu sehingga bakteri yang diisolasi bersifat gram positif, hal ini dikarenakan kompleks zat warna kristal violet-yodium tetap dipertahankan meskipun diberikan larutan pemucat. Pada beberapa bakteri yang memiliki flavoprotein dapat mereduksi O2 dengan menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) atau superoksida (O2-). Kedua bahan ini merupakan bahan yang toksik dan menghancurkan kompenen sel dengan sangat cepat. Bakteri harus dapat mempertahankan diri seperti dengan produksi O2 atau akan terbunuh. Beberapa bakteri dapat memproduksi enzim yang dapat mengkatalisis superoksids yaitu peroksida dismutase, dan juga katalase atau peroksidase yang dapat mendekstruksi hidrogen peroksida Setelah itu dilakukan uji katalase untuk mengetahui genus dari bakteri yang terdapat pada susu( staphylokok atau Streptokok).  Katalase adalah enzim yang mengkatalisasikan penguraian hydrogen peroksida (H2O2) menjadi air dan O2. Hidrogen peroksidaterbentuk sewaktu metabolisme aerob, sehingga mikroorganisme yang tumbuh dalam lingkungan aerob dapat menguarikan zat toksik tersebut. Uji katalase ini dilakukan untuk mengidentifikasi kelompok bakteri bentuk kokkus, dalam membedakan Staphylococcus dan Streptococcus. Dimana kelompok streptococcus bersifat katalase negative dan Staphylococcus bersifat katalase positif. Penentuan adanya katalase ini terlihat dari pembentukan gelembung udara di sekitar koloni setelah ditambahkan larutan H2O2 3%. Reaksi kimiawi yang dikatalisasikan oleh enzim terlihat sebagai berikut :

H2O2                      H2O + ½ O2
                     Katalase      Gelembung udara  


          

Daftar Pustaka
Katzung, Betram. 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik..6th ed. Jakarta: EGC Mutschler, Ernest. 1991. Dinamika Obat Edisi ke-5. Bandung: ITB
Rang, H.P, Dale M.M.. 1997. International Student Edition. Pharmacology.3rd ed
            Churcill:Livingstone
Hitner, Henry and Nagle, Barbara.. 1999. Basic Pharmacology, edisi 4.
            Pensylvania: Glencoe/McGraw hill companies.